Jumat, 09 November 2012
“Pertanyaan dalam bentuk B-S, Pilihan ganda, Menjodohkan dan Melengkapi”
BETUL SALAH
Analisislah pernyataan
dibawah ini kemudian tentukan apakah pernyataannya Benar atau Salah.
1.
B-S
Terdapat
sepuluh bidang pelayanan dalam bimbingan dan konseling.
2.
B-S
Layanan orientasi bertujuan untuk memberikan
informasi kepada peserta didik supaya Tercipta fungsi pemahaman yang baik.
3.
B-S
Seseorang
bebas mengikuti layanan informasi sepanjang isi layanan bersifat terbuka dan
tidak mnyangkut pribadi tertentu.
4.
B-S
Hubungan
antara konselor dan klien dalam konseling perorangan berlangsung secara intens.
5.
B-S
Alih
tangan kasus merupakan jenis layanan dalam bimbingan dan konseling.
6.
B-S
Fungsi
pemahaman sangat dominan dalam layanan orientasi karena individu dapat memahami
lingkungan yang ada di sekitarnya.
7.
B-S
Azaz
yang dipakai dalam layanan orientasi adalah azaz kerahasiaan dan azaz alih
tangan kasus.
8.
B-S
High
touch adalah sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek kepribadian dan
kemanusiaan peserta layanan (terutama aspek afektif, semangat, sikap, nilai,
dan moral).
9.
B-S
Dalam
menggunakan strategi pembelajaran bias digunakan strategi BMB3 yakni berpikir,
merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab.
10.
B-S
Kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki konselor
yaitu mengimplementasikan program konseling yang komprehensif.
PILIHAN GANDA
Jawab soal-soal dibawah
ini yang menurut anda paling benar antara a, b, c atau d!
1. Berikut ini adalah
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang konselor, kecuali …….
a.
Kompetensi pedagogik
b.
Kompetensi kepribadian
c.
Kompetensi kemandirian
d.
Kompetensi kepribadian
e.
Kompetensi professional
2. Teori belajar yang
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri, tapi juga
proses berpikir yang kompleks, hal ini
merupakan teori belajar……
a.
behavioristik
b.
kognitif
c.
afektif
d.psikomotorik
e.verbal
3. Hal eksternal yang
berpengaruh terhadap kondisi dalam belajar biasanya meliputi…..
a. bahan belajar, media belajar dan subjek belajar itu
sendiri
b. buku, keinginan belajar dan motivasi diri
c. IQ dan kondisi mental yang kuat
d. sarana belajar dan IQ
e. kemampuan psikomotorik dan kognitif siswa
4. Proses belajar dan
pembelajaran pada era globalisasi ini akan dipengaruhi oleh kemajuan teknologi
komunikasi. Proses belajar belajar bisa terjadi dimana-mana dan menuntut agar
siswa mampu untuk mandiri. Pernyataan diatas merupakan pengertian dari
teori……..
a. Kontruksivitiv
b. Behaviorisme
c. Kognitif
d. Sibernetik
e. Gestalt
5. Pernyataan dibawah
ini merupakan ciri-ciri tes buatan guru, kecuali……
a. biasanya disusun oleh seorang atau beberapa guru
b. butir soal jarang di revisi dan dicobakan sebelum
digunakan sebagai tes siap pakai
c. mempunyai validitas yang rendah
d. memiliki waktu penyusunan tes yang lebih sedikit
e. disusun berdasar topic leih luas dan umum serta
berdasar tujuan yang berlaku umum
6. Evaluasi hendaknya
bersifat komprehensif, objektif, kontiniuitas, berpijak pada tujuan yang jelas
dan di lakukan oleh suatu tim. Hal ini disebut dengan……
a. dasar-dasar evaluasi
b. prinsip evaluasi
c. ciri-ciri evaluasi
d. hakikat evaluasi
e. tujuan evaluasi
7. ……………. Merupakan
salah sau cara yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan social yang ada
dalam suatu anggota atau kelompok. Kata yang tepat untuk mengisi titik-titik
diatas adalah….
a.
evaluasi
b.
sosiomenteri
c.
sosialisasi
d.sosiometri
e.
sosiogram
8. Validitas suatu tes
menyatakan…..
a.
hargaan orang pada tes tersebut
b.
tingkat kecepatan yang diberikan oleh tester kepada testee
c.
tingkat ketetapan yang dimiliki tes itu
d.
tepat-atau tidak tepat tes itu sebagai alat pengukur sesuatu yang hendak di
ukurnya
e.
betul atau tidaknya tes yang dibuat itu.
9. Pengamatan yang
dilakukan dengan teliti dan sistematis yang melibatkan alat indra terhadap
suatu objek disebut…….
a. pengamat
b. observer
c. observasi
d. sosiometri
e. wawancara
10. Beberapa kebaikan
kuesioner dalam bentuk terbuka:
1)
Sebagai persiapan untu pertanyaan-pertanyaan tertutup
2)
Individu dapat menjawab menurut keadaan dan kemampuan sebenarnya
3)
Membuat siswa terikat dalam menjawab pertanyaan
4)
Memberi kesempatan siswa berpikir kreatif
5)
Kurang bermanfaat untuk mengantisipasi respon yang luas dan kompleks
Berdasarkan pernyataan
diatas, yang tidak termasuk kebaikan kuosioner adalah…..
a.
1 dan 2
b.
3 dan 4
c.
4 dan 5
d.
3 dan 5
e.
1 dan 5
MENJODOHKAN
Hubungkan pernyataan
yang ada di kolam sebelah kiri dengan jawaban di kolam sebelah kanan. Cari dan
jodohkan pernyataan dengan jawaban yang menurut anda paling cocok dan sesuai!
1.
Psikologi umum
|
a.
Suatu ilmu yang mempelajari interaksi social dan
hubungan social antara individu dan kelompok
|
2.
Psikologi
khusus
|
b.
Yang menguraikan sedikit tentang kegiatan manusia
dan pola belajar serta situasi pendidikan .
|
3.
Psikologi abnormal
|
c.
Yang menguraikan tentang perbedaan-perbedaan
individu dalam kecakapan-kecakapan, ciri dan unsur yang ada di dalam dirinya
|
4.
Psikologi pendidikan
|
d.
Yang menyelidiki aktivitas psikis manusia dan
tingkah lakunya serta menganalisis hubungan manusia dengan manusia yang
lainnya .
|
5.
Psikologi kepribadian
|
e.
Menguraikan tentang kegiatan psikis manusia mulai
dari ia lahir sampai dewasa dan usia lanjut serta membahas tingkah lakunya
pada setiap periode perkembangan.
|
6.
Psikologi criminal
|
f.
Psikologi yang menyiapkan dan menyelidiki
segi-segi khusus dari hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan.
|
7.
Psikologi social
|
g.
Psikologi yang mengaalisis tentang tindakan dan
tingkah laku negative dan kejahatan yang dibuat oleh manusia.
|
8.
Psikologi perkembangan
|
h.
Di peruntukkan bagi orang yang menderita kesulitan
psikis yang menggunakan psikologi diagnostic dalam upaya penganalisisannya.
|
9.
Psikologi diferensial
|
i.
Yang menguraikan tentang kecakapan-kecakapan
individu dan perbedaannya serta cirri kepribadiannya dan mengenai cara
menentukan perbedaan-perbedaan tersebut.
|
10. Psikologi
klinis
|
j.
psikologi yang khusus mempelajari dan menguraikan
ketidaknormalan psikis yang terjadi pada individu.
|
MELENGKAPI
Lengkapi pernyataan dan
pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang menurut anda benar.
1.
………… adalah perasaan tertarik dengan
orang lain tanpa ada dasar logis dan rasional serta timbul karena adanya proses
identifikasi .
2.
Dorongan
utama untuk mengikuti dan mencontoh orang lain yang dianggapnya pantas
disebut dengan………..
3.
Interaksi social yang anggotanya lebih
dari satu dan ada interaksi face to face antar anggotanya disebut……..
4.
Status hubungan social masyarakat yang
terjadi secara horizontal adalah……..
5.
Status hubungan social masyarakat yang
terjadi secara vertical disebut……..
6.
Pengaruh psikis yang ada baik yang
dating dari dirinya sendiri atau orang lain yang umumnya diterima tanpa adanya
kritik adalah…….
7.
Kecendrungan untuk meniru orang lain
biasanya disebut………..
8.
Hubungan yang terjadi antar anggota
kelompok karena adanya factor kesamaan perasaan yang alamiah dan bersifat kekal
disebut dengan…..
9.
Sesuatu yang di anggap baik dan benar
disebut……..
10.
Norma yang diikuti tanpa berpikir
panjang melainkan hanyalah didasarkan adat atau tradisi disebut………….
azaz dalam layanan orientasi
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani
kehidupannya, juga perkembangan dirinya, individu memerlukan berbagai
informasi, baik untuk kehidupan sehari- hari sekarang maupun untuk perencanaan
kehidupannya ke depan. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai sumber dari
media lisan melalui perorangan,media tertulis dan grafis, melalui sumber formal
dan informal sampai dengan media elektronik melalui sumber teknologi tinggi (
high technology ).
Diperlukan informasi bagi individu semakin penting mengingat kegunaan informasi
sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari- hari sebagai
pertimbangan bagi arah pengembangan diri dan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
azaz-azaz dalam layanan informasi.
2. Apa
saja pendekatan, strategi dan teknik
dalam layanan informasi.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi azaz dalam
pemberian layanan informasi.
2. untuk mengetahui bagaimana pendekatan, strategi dan teknik dalam layanan
informasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. AZAZ
DALAM LAYANAN INFORMASI
Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tetapi asas
dalam pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “Rukun”. Jadi asas
bimbingan dan konseling berarti “Rukun yang harus dipegang teguh
dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing atau konselor dalam menjalankan
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling”. Setiap kegiatan
kadang-kadang ada asas yang dijadikan pegangan dalam melaksanakan kegiatan
tersebut. Demikian pula dalam layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling, ada
asas yang dijadikan pegangan dalam menjalankan kegiatan itu. Menurut Prayitno (2004) ada dua belas asas yang harus
menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan koseling.
Asas-asas bimbingan dan konseling itu adalah : Asas kerahasiaan, Asas
Kesukarelaan, Asas Keterbukaan, Asas kekinian, Asas Kemandirian, Asas Kegiatan,
Asas Kedinamisan, Asas Keterpaduan, Asas Kenormatifan, Asas Keahlian, Asas Alih
Tangan, Asas Tut Wuri Handayani. (Dra. Hallen A., M.Pd.,Bimbingan &
Konseling : 2005 hal. 62-69).
Layanan informasi sangat menuntut asas kegiatan dari peserta layanan,
asas keterbukaan dan kesukarelaan. Asas kerahasiaan diperlukan jika
informasi bersifat pribadi. Berikut adalah penjelasannya:
1. Asas
kegiatan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik
(konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling yang diperuntukan baginya. Dalam proses pelayanan bimbingan dan
konseling kadang-kadang konselor memberikan beberapa tugas dan kegiatan pada
konslinya. Dalam hal ini konseli harus mampu melaksanakan sendiri
kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling
yang telah ditetapkan. Asas ini menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi
secara aktif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain
konselor harus berusaha/ mendorong agar konseli mampu melaksanakan kegiatan
yang telah ditetapkan tersebut.
Prayitno (2004) menyatakan bahwa
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan dapat berlangsung baik,
bilamana klien mau melaksanakan sendiri kegiatan yang telah dibahas dalam
layanan itu. Oleh karena itu konselor hendaknya mampu memotivasi klien
untuk melaksanakan semua saran yang dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan
oleh klien itu sendiri. Asas yang menghendaki agar siswa ( klien ) yang menjadi
sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan / kegiatan
bimbingan. Guru pembimbing ( konselor) harus mendorong dan memotivasi siswa
untuk aktif dalam setiap layanan / kegiatan yang diberikan kepadanya.
Asas
KegiatanPelayanan konseling tidak akan menghasilkan perubahan prilakuyang di
inginkan bila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan
konseling. Hasil pelayanan
konseling tidak akan mencapai dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan
dengan kerja keras,semangat yang tinggi, dan pantang menyerah. Konselor
hendaknya mampu membangkitkan semangat dan motivasi klien, sehingga ia mau
danmampu melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam proses konseling.
2. Asas keterbukaan
Dalam
pemberian layanan informasi sangat diperlukan suasana
keterbukaan, baik keterbukaan dari pemberi
layanan maupun keterbukaan dari klien. Keterbukaan ini bukan hanya
sekedar bersedia menerima saran-saran dari luar, malahan dari itu, diharapkan
masing-masing pihak yang bersangkutan tersedia membuka diri. Keterbukaan disini ditinjau dari dua
arah, dari pihak klien diharapkan pertama-tama mau membuka diri sendiri
sehingga apa yang ada pada dirinya dapat diketahui oleh orang lain (dalam hal
ini konselor) dan kedua mau membuka diri dalam atti mau menerima saran-saran
dan masukan lainnya ari pihak konselor menjawab pertanyaan-pertanyaan klien
keterbukaan terwujud dari konselor sendiri. Jika hal itu memang dikehenaki oleh
klien. Dalam hubungan yang bersuasana seperti itu, masing-masing pihak bersifat
transparan (terbuka) tehadap pihak lainnya.
3. Asas
Kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani
pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut
Dalam pemberian
layanan informasi sangat
diperlukan Kesukarelaan Baik dari
pihak konselor maupun dari pihak klien. Kesukarelaan disini di maksudkan baik
klien maupun Konselor sama-sama mempunyai sikap yang suka rela, konselor dengan
sukarela memberika informasi kepada klien dan klien juga dengan sukarela
mendengar dan menerima informasi dari konselor. Jika tidak ada kesukarelaan
dari klien maupun konselor maka informasi yang di berikan itu tidak akan sampai
sesuai dengan harapan. Dan tidak akan diterima secara efektif oleh klien.
Prayitno (2012: 56) menyatakan bahwa layanan informasi diselenggarakan
secara langsung dan terbuka dari konselor kepada para pesertanya. Berbagai
teknik dan media yang bervariasi dan luwes dapat digunakan dalam forum dalam
format klasikal dan kelompok. Format individual dapat diselenggarakan untuk
peserta khusus, informasi khusus, dan biasanya terkait dengan layanan konseling
lainnya. Layanan informasi dalam forum yang
lebih luas dapat berbentuk pertemuan umum, pameran, melalui media siaran,
tertulis dan elektronik ataupun cara-cara penyampaian lainnya.
Layanan
informasi diberikan secara langsung dan terbuka oleh konselor yang disajikan
dalam bentuk teknik:
a. Ceramah,
Tanya-jawab dan diskusi
Teknik
ini paling sering digunakan dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan
termasuk pelayanan bimbingna dan konseling. Melalui teknik ini, para peserta
mendengarkan atau menerima ceramah dari pembimbing (konselor), selanjudnya
diikuti dengan tanya jawab. Untuk pendalamannya dilakukan diskusi.
b. Menggunakan
media informasi
Penyampaian
informasi bisa dilakukan melalui media tertentu seperti alat peraga, media
tertulis, media gambar, poster dan media elektronik seperti radio, tape
recorder, film, televisi, internet, dan lainnya. Dengan perkataan lain,
penyampaian informasi bisa melalui media nonelektronik dan elektronik.
c. Melalui kegiatan khusus
Menurut Prayitno (2012: 58) melalui acara
khusus di sekolah misalnya dapat di gelar “hari karir” yang didalamnya
ditampilkan informasi tentang karier dalam spektrum yang luas. Atau bisa juga
dengan acara khusus, misalnya
”Hari tanpa Asap Rokok”, ”Hari Kebersihan Lingkungan Hidup”, dan lain
sebagainya. Dalam acara hari tersebut, disampaikan berbagai informasi berkaitan
dengan hari-hari tersebut dan dilakukan berbagai kegiatan yang terkait yang
diikuti oleh sebagian atau oleh seluruh siswa di mana kegiatan itu
dilaksanakan.
d. Mendatangkan
Nara Sumber
Layanan
informasi juga bisa diberikan kepada peserta layanan dengan mengundang nara
sumber. Misalnya informasi tentang obat-obatan terlarang, psikotropika dan
narkoba, mengundang nara sumber dari Dinas Kesehatan, Kepolisisan,
dan lain-lain yang terkait. Dengan demikian informasi tidak menjadi monopoli
konselor. Dengan perkataan lain tidak semua informasi diketahui oleh
pembimbing, harus didatangkan atau diundang pihak lain yang mengetahui.
Pihak-pihak mana yang akan diundang, tentu disesuaikan dengan jenis informasi
yang akan diberikan.
e.Waktu dan tempat
Waktu dan tempat penyelenggaraan layanan
informasi sangat tergantung pada format dan isi layanan. Format klasikal dan
isi layanan yang terbatas untuk para siswa dapat diselenggarakan dikelas kelas
menuut jadwal pembelajaran sekolah. Layanan info dengan cara kusus memerlukan
waktu dan tempat tersendiri yang perlu diatur secara khusus.
Strategi
a.
Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa
dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan
kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor
memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan
melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan
pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki
pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa
diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti :
kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal
pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk
SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara
layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa
tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik
melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun
elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan
informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Agar
semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara
pasti untuk semua kelas.
b. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan
bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang).
Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik
yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat
umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar
yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress. Layanan
bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku
baru yang lebih efektif dan produktif
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Asas-asas
bimbingan dan konseling adalah merupakan subuah dasar yang dijadikan pedoman
dalam melaksanakan pelayanan/ kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut
Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling, asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan di atas.
Kedua belas asas bimbingan dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan
bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk
membimbing konselinya, baik secara ikhlas maupun profesional sehingga mereka
mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama berkaitan
dengan persoalan mentalitas konseli, baik dalam menghadapi lingkungannya maupun
orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Demikianlah
beberapa asas-asas penting yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
B. Saran
Dari uraian
tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat
penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing dalam
memberikan pelayanan pada konseli/ siswa. Maka dari itu penulis dapat
memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan
atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa
jurusan pendidikan), agar tetap selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa
dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan
mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena
kami (penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.
KEPUSTAKAAN
A,
Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.
Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan
Pendukung Konseling. Padang: UNP
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DAN PERLUNYA IDENTIFIKASI
Identifikasi adalah tanda kenal diri, bukti diri, penentu
atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya (KBBI, 2008).). Identifikasi dapat diartikan proses mengenali anak yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimimewa sehingga diperlukan layanan berdiferensiasi
agar mereka dapat berkembang secara penuh seperti potensi yang dimilikinya.
Meskipun telah
dijelaskan tentang perkembangan pengertian keberbakatan, yang bukan hanya
mencakup pengertian dan prinsip- prinsip identifikasi, masih banyak pelanggaran
yang terjadi. Diantaranya penyalahgunaan prinsip identifikasi, antara lain
antara perbedaan bakat (gifted) dan talen (talented) dengan menyusun suatu
hierkaki pengerian kemampuan intelektual yang diukur oleh tes intelegensi bagi
pengertian keberbakatan; dan mbakat khusus akademis serta kemampuan
kepemimpinan dan bakat seni untuk pengertian talen (Conny Semiawan, 1996).
Menurut Moch Sholeh Ichrom, (1996: 58)
“Dalam program identifikasi terhadap anak- anak berbakat, prosedur dan evaluasi
haruslah diusahakan setepat mungkin, terpecaya dan canggih”. Data yang
dikumpulkan seharusnya adalah data yang terpercaya yang sesuai dengan keadaan
anak sesungguhnya. Beliau juga mengira bahwa terdapat ketidaksesuaian data atau
bahkan terdapat pertentangab didalamnya haruslah disaring dan dievaluasi
terlebih dahulu oleh sekelompok ahli sebelum menetapkan dan melakukan
diagnostik secara pasti.
Swassing (dalam Moch Sholeh Ichrom, 1996:
59) berpendapat bahwa memang proses identifikasi adalah proses yang kompleks
karena harus melibatkan satu tim dari berbagai ahli yang berfungsi untuk:
1.
Mengembangkan satu defenisi tentang gifed
and talented
2.
Melakukan spesifikasi tentang tingkat
pencapaian prestasi anak (misalnya rangking kelas) dari jumlah anak yang harus
dilayani
3.
Mengembangkan satu prosedur yang dapat
menjamin bahwa didalamnya sudah termasuk kebutuhan-kebutuhan khusus.
4.
Menentukan prosedur-prosedur assesment dan
tes tes yang digunakan.
5.
Membuat keputusan-keputusan untuk
penempatan.
Dengan
melihat fungsi tim tersebut maka nampak satu daur rapi. Mula-mula harus
ditentukan dulu definisi anak berbakat, penentuan defenisi mempunyai tujuan
untuk mengenal batas suatu permasalahan
(Moch Sholeh Ichrom: 1996). Kemudian berdasarkan
batas-batas tersebut barulah dikenal masalahnya sehingga dapat dilakukan
pembatasan-pembatasan dan melakukan spesifikasi.
Moch Sholeh Ichrom
(1996: 59) mengatakan bahwa “masalah pendidikan pada umumnya dan pendidikan
anak gifted pada khususnya sebagai pegangan perlu kiranya diketahui tingkat
pencapaian dan prestasi yang diperoleh oleh anak”. Sepert nilai rapornya, atau
ranking kelas. Selanjutnya tim harus mengetahui jumlah anak berbakat yang
dilayani tersebut, langkah selanjutnya merancang dan mengembangkan satu rosedur
yang didalamnya terdapat jaminan-jaminan kebutuhan khusus mereka). Tindakan
selanjutnya berkaitan dengan fungsi tim yitu menentukan prosedur dan assesment
dan macam-macam tes yang digunakan. Fungsi terakhir yaitu dengan data yang
diperoleh dapat diambil keputusan dalam penempatan anak. Conny Semiawan (1997).
Dari pengertian, menurut
Conny, ada tiga dimensi yang penting dalam identifikasi, yaitu:
1.
Mengenali
2.
Kurikulum berdiferensiasi
3.
Agar berkembang secara penuh. Dalam
identifikasi mencakup dua proses utama, yaitu:
a.
Penyaringan (screening), yaitu proses pemisahan
antara anak yang berbakat atau bukan.
b.
Identifikasi aktual/ actual identification
yaitu proses penelitian lebihmendalam tentang karakteristik untuk ditetapkan
sebagai kandidat.
Renzulli berpendapat bahwa yang dapat dinominasikan sebagai kandidat, yang
termasuk kelompok 15-20 % teratas dari seluruh jumlah anak di sekolah dalam
kemampuan umum dan khusus. Menurut Conny Semiawan (1996):
a.
Penjaringan
Misalnya melalui
nominasi guru, produknya di temukan tiga kelompok yaitu:
1. Kelompk dipastikan tidak diterima
2.Kelompok tengah, belum tentu diterima
atau ditolak
3.Kelompok yang sudah mantap akan diterima
b. Penyaringan
Dalam hal ini seleksi lebih halus dari
penyaringan, untuk kelas 2 dan 3 dilakukan melalui tes psikologis sesuai
patokan, misalnya berdasarkan atas kriteriaInteligensi, kretifitas dan task
komitmen.
Sedangkan menurut Rice (dalam Moch Sholeh
Ichrom: 1996:60) oprasional tujuan identifikasi adalah:
1.
Pemberian sertifikat.
2.
Penempatan .
3.
Antisipasi terhadap
problem-problem.
4.
Prognosis.
5.
Evaluasi dan tindak
lanjut yang sistematis.
Pengertian pemberian
sertifikat bukanlah semata-mata dilambangkan dalam bentuk selembar kertas
berisi keterangan tertentu. Yang paling penting dalam pemberian sertifikat
adalah proses yang dilakukan sebelum penetapan gifted atau tidaknya seorang
anak (Moch Sholeh Ichrom: 1996). Sebelumnya tim harus bersungguh-sungguh untuk
menunjukkan jalan yang menghubungkan antara seorang anak berbakat melalui
berbagai tes dan nominasi serta kasus dalam proses identifikasi. Oleh karena
itu sertifikat harus didasarkan data yang akurat, luas dan dari berbagai sumber
data.
Pemberian sertifikat selanjutnya diikuti dengan penempatan yang tepat bagi
setiap anak untuk program yang sesuai
dengan karakteristik anak. Penempatan harus sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Moch Sholeh Ichrom, (1996:60) mengatakan bahwa “misalnya anak
ditempatkan di akselarasi maka ia harus didukung dengan data yang tidak
meragukan tentang stabilitas emosinya, tingkat dapat diterima atau tidaknya
dalam lingkungan sosial maupun kelompok orang dewasa dengan potensi dan kondisi
fisik serta intelegensi yang unggul”.
Kriteria siswa untuk dapat diterima dalam program percepatan
belajar/ akselerasi
:
1. Informasi dapat objektif a.
Akademis: Rata-rata 8 untuk UAN sebelumnya tes kemampuan akademisdan rapor.b.
Psikologis: IQ 140 ke atas, atau IQ minimal 125 dengan kreatifitas dan
task komitmen di atas rata-rata.
2. Informasi data subyektif:- Nominasi diri,
guru, orang tua, teman sebaya
3. Kesehatan fisik dari dokter
4. Kesediaan calon dan persetujuan
orang tua. Tujuannya adalah:
a. Untuk menemukan anak dan membantu
mengoptimalkan potensi unggulnya sehingga menjadi prestasi unggul
b.Untuk pencapaiannya perlu aktivitas kompleks, alat
harus absah dan terpercaya,data harus konprehensip dan akurat dan dibentuk tim.
Maksud dari antisipasi
terhadap problem-problem ialah bahwa selama dilakukan identifikasi maka harus
dilakukan antisipasi yang tepat baik terhadap potensinya atau aktualisasinya.
Sangat perlu diperhatikan adalah lingkungan sosial dan budaya anak, apakah
orang tuanya sudah menyadari dan memperhitungkan masa depan anak, tanggapan orang
tua dan saudaranya tentang kemampuan yang dimiliki oleh si anak.
Dalam evaluasi dan
tindak lanjut aktifitas ditekankan pada pengumpulan data yang terus menerus,
periodik, dan sistematik agar diperoleh umpan balik. Proses selanjutnya adalah
dilakukannya modifikasi dan juga menempatkan semua proses tadi sebagai basis
untuk mengukur terhadap tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa (Moch Sholeh
Ichrom: 1996).
Rice (dalam Moch Sholeh
Ichrom: 1996) mengatakan bahwa urutan sesudah pemberian sertifikat kurang lebih
seperti :
1. Survey dan penyaringan atau screening.
2. Nominasi.
3. Penelitian yang itensif dan studi catatan-catatan historis.
4. Penetuan atribut dan penempatan.
5. Tindakan lanjut yang periodik.
Pada langkah pertama
yaitu survey dan screening, anak diberi beberapa tes misalnya tes kemampuan
mental untuk seleksi guna mengetahui apakah ada tanda-tanda keunggulan yang
dimiliki anak. Calon yang tidak mendapatkan kriteria berarti ia sudah gagal
untuk mengikuti tingkat selanjutnya.
Langkah kedua adalah
melakukan nominasi. Pada langkah ini sudah diperoleh suatu daftar yang berisi
calon-calon yang ada kemungkinan akan memperoleh penetapan mendapatkan atribut
atau sertifikat , berdasarkan calon nominasi ini maka kepala sekolah, para guru
dan pihak yang terkait kemudian menilai mereka berdasarkan konsep dan defenisi
yang dibutuhkan oleh sekolah.
Kemudian terhadap anak
yang masuk nominasi dilakukan penelitian, pengujian, dan pengkajian terhadap
case history mereka. Tahap ini para ahli melakukan tugas sesuai tanggung
jawabnya. Studi kasus dirancang untuk mengetahui, sikap, motivasi,
keterampilan-keteramplan khusus, bakat, interest, minat pandangan rencana
kedepan, kematangan sosial, latar belakang pendidikan, keadaan keshatan,
hubungan antar anggota keluarga, dan lain-lain. Item item dalam studi kasus
harus dapat mengungkapkan potensi murid sehingga menetukan program yang tepat
untuk mereka. Misalnya problem-problem sikap, motivasi, kemtangan sosial, dan
pemecahannya.
Langkah keempat adalah penentuan
atribut atau sertifikat penempatan. tim tester mempelajari data yang terkumpul
dan menempatkan murid pada program yang tepat. Sebaiknya diselenggarakan
diskusi dengan melibatkan orang tua anak agar mereka mengetahui kemungkinan
keputusan akhir. Prosedur penempatan ini hendaknya bukan berarti tanpa peluang
perubahan revisi. Keputusan itu seharusnya tetap membuka peluang peubahan
berdasarkan informasi yang dapat dikembangkan dalam waktu berikutnya.
Langkah kelima ialah
tindak lanjut yang terus menerus yang dilakukan secara periodik. Data yang
dipergunakan untuk identifikasi dapat dinilai kembali dengan mengambi; manfaat
dari informasi-informasi dan penemuan yang telah terkumpul. Diantara data yang
terkumpul maka seharusnya termasuk data yang menunjukkan indikasi interes,
hasil hasil bakat atau pembawaan umum, hasil prestasi akademik, catatan
anekdotal dari guru, catatan tingkat kedisiplinan, perubahan pendapat dan sikap
orang tua yang dilakukan oleh siswa sendiri secara periodik (Moch Sholeh
Ichrom: 1996).
Menurut Moch Sholeh
Ichrom (1996:72), data dalam identifikasi agar dapat dicapai hasil. Akhir yang
identifikasi yang meliputi semua jenis dan tingkat potensi dan meliputi semua
siswa maka sekolah perlu mengembangkan prosedur identifikasi yang bermacam-macam
yang memungkinkan pemasukan data dari berbagai sumber seperti:
1.
Pusat-pusat testing dan
bimbingan untuk anak.
2.
Para ahli, spesialis,
dan profesional yang ada dalam masyarakat.
3.
Guru kelas, konsultan,
administor.
4.
Orang tua.
5.
Para siswa
6.
Lingkungan kerja dalam
bisnis dan idustri.
7.
Program-program
penjaringan formal (misalnya baterei tahunan, penilaian, atau rating dari guru,
dan penilaian oleh teman sekelompok dalam bentuk sosiogram)
Menurut Rice (dalam Moch
Sholeh Ichrom ,1996), jenis data yang perlu dikumpulkan adalah meliputi data:
1.
Informasi tentang
perkembangan anak
2.
Data akademik dan
psikometrik
3.
Self inventory
4.
Prognosis yang dilakukan
para ahli.
Sedangkan data tersebut
masih dijabarkan lagi dalam berbagai sub data yang lebih terperinci lagi. Selain
itu perlu juga dikumpulkan data personal setiap anak yang meliputi:
1.
Sejarah akademik
2.
Nilai yang dicapai anak
disekolah
3.
Intelegensi
4.
Interes (minat)
5.
Perkiraan keprbadian
6.
Konseling
7.
Penempatan
8.
Evaluasi
Sedangkan alat identifikasi (Kitano and Kirby, 1986) sebagai berikut:
1.Peringkat guru
2.Dokumen nilai
3.Nominasi orang tua
4.Nominasi teman sepermainan
5. Nominasi diri sendiri
6.Biografi
7.Catatan anekdot
8.Hasil kerja anak
9.Keanggotaan dalam organisasi
10.Nominasi ahli
11.Test yang terdiri dari:
a.Tes inteligensi kelompok
b.Tes pencapaian kelompok
c.Tes inteligensi individual
d.Tes pencapaian individual
e.Tes kreativitas
f.Tes kemampuan berpikir kritis
g.Tes khusus (seni, olah raga dan
sebagainya)
B.
PROSEDUR IDENTIFIKASI
Berbagai pakar mempunyai cara pandang yang tidak sama
dalam menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur identifikasi. Menurut
Deehan dan Havighust (dalam Reni Akbar
dan Hawadi, 2002) melihat bahwa ada dua cara dalam menjaring anak yang berbakat
intelektual, yaitu dengan standariasi tes psikologi yang bertujuan untuk
mengukur prilaku yang ingin di identifikasi dan dengan cara observasi yaitu
dari guru, orang tua, dan anak-anak lain. Kedua cara ini tidak memberikan hasil
yang memuaskan jika digunakan sendiri-sendiri. Tapi akan lebih baik lagi jika.
Martinson dalam Reni Akbar dan Hawadi (2002) melihat
prosedur identifikasi dari tahapan yang kan dilakukan. Ia berpendapat bahwa
proses identifikasi dilakukan secara dua tahap, yaitu penjaringan dan studi
kasus. Pada tahap penjaringan digunakan metode yang majemuk seperti melakukan
tes dengan menggunakan kelompok tes intelegensi dan prestasi, tes kreatifitas,
nominasi oleh guru, informasi oleh orangtua, data anak, dan lain-lain. Pada
tahap kedua disebut tahap identifikasi yang melibatkan pengetesan individual,
studi kasus dan diikuti dengan rencana program pendidikan.
KEPUSTAKAAN
Conny Semiawan. 1997. Perspektif
Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo
Departemen Pendidikan
Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Moch. Sholeh Y.A Ichrom.
1998. Perspektif Pendidikan Anak Gifted. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Reni Akbar-Hawadi. 2006. Identifikasi
Keberbakatan Intelektual. Jakarta: Grasindo
Langganan:
Postingan (Atom)