Jumat, 09 Maret 2012

Ciri-Ciri Remaja


Ciri-Ciri Remaja
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab.


Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja.
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang.
4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
Ada beberapa faktor penting dalam perkembangan identitas diri remaja adalah sebagai berikut :
1) rasa percaya diri yang telah diperoleh dan senantiasa dipupuk dan dikembangkan
2) sikap berdiri sendiri
3) keadaan keluarga dengan faktor-faktor yang menunjang terwujudnya identifikasi diri
4) kemampuan remaja itu sendiri, taraf kemampuan intelektual para remaja.
Selain faktor tersebut diatas, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam perkembangan identitas diri remaja yaitu faktor eksperimentasi (coba-coba, berpetualang).

Peranan orang tua dan sekolah sangat penting sebab remaja ini belum siap untuk bermasyarakat. Bimbingan orang tua dan guru sangat diperlukan agar remaja tidak salah arah, karena dimasyarakat amat banyak pengaruh negatif yang dapat menyengsarakan masa depan remaja. Setelah itu ajaklah mereka berdiskusi dimana pendidik dapat mendengarkan dengan sabar segala isi hati dan keluhan mereka. Biarkan mereka bebas berkarya dan berekspresi tapi dengan catatan mereka harus tetap dibimbing dan diawasi. Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku Agresif Anak. Agresi jika dipandang dari definisi emosional adalah hasil dari proses kemarahan.




A. Definisi pertumbuhan dan perkembangan
1) Pertumbuhan :
- perubahan fisik
- peningkatan jumlah sel
- ukuran
- kuantitatif
- tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi
- pola bervariasi
2) Perkembangan :
- kualitatif
- maturation
- sistematis, progresif dan berkesinambungan
B. Ciri-ciri tumbuh kembang
• Perubahan dalam aspek fisik dan psikis,
• Perubahan dalam proporsi,
• Lenyapnya tanda-tanda yang lama, dan
• Diperoleh tanda-tanda baru.

C. Prinsip-prinsip tumbuh kembang
• proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu --- maturbasi, lingkungan dan faktor genetic,
• pola yang sama, konsisten dan kronologis, dapat diprediksi,
• variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan tumbuh kembang,
• mempunyai ciri khas,
• Never ending process --seumur hidup dan meliputi seluruh aspek,
• Cephalocaudal,
• Proximodistal,
• Differensiasi,
• hal yang unik -- setiap individu cenderung mencapai potensi maksimum perkembangannya,
• Tugas perkembangan,
• perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat,
• perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya, dan
• perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1) Faktor genetik
- faktor keturunan -- masa konsepsi,
- bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan,
- menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen,dan
- Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2) Faktor eksternal / lingkungan
- Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan,
- Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
a) Keluarga
• Nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi dan komunikasi.
• Fungsi :bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku.
b) Kelompok teman sebaya
• Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda.
• Fungsi: belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga; dan untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan harapan.
c) Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran


membiarkan individu berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari

Tahapan proses pembelajaran
- mengenali kebutuhan
- penguasaan ketrampilan
- menjalankan tugas
- integrasi ke dalam seluruh fungsi
- mengembangkan penampilan perilaku yang efektif.
d) Kesehatan
• Tingkat kesehatan --- respon individu terhadap lingkungan dan respon orang lain pada individu,
• Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin),
• Nutrisi adekuat ,
• Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga,
• Kondisi sakit --- ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan --- tumbuh kembang terganggu,
e) Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi.
E. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia
1. Neonatus (lahir – 28 hari)
- Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan.
- Implikasi keperawatan : membantu orang tua untuk mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan yang tidak ditemukan.
2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)
Bayi usia 1-3 bulan :
- mengangkat kepala
- mengikuti obyek dengan mata
- melihat dengan tersenyum
- bereaksi terhadap suara atau bunyi
- mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
- menahan barang yang dipegangnya
- mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
Bayi usia 3-6 bulan :
- mengangkat kepala sampai 90°
- mengangkat dada dengan bertopang tangan
- belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
- menaruh benda-benda di mulutnya,
- berusaha memperluas lapang pandang
- tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
- mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
Bayi 6-9 bulan :
- duduk tanpa dibantu
- tengkurap dan berbalik sendiri
- merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
- memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
- memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
- bergembira dengan melempar benda-benda
- mengeluarkan kata-kata tanpa arti
- mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
- mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
Bayi 9-12 bulan :
- berdiri sendiri tanpa dibantu
- berjalan dengan dituntun
- menirukan suara
- mengulang bunyi yang didengarnya
- belajar menyatakan satu atau dua kata
- mengerti perintah sederhana atau larangan
- minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
- ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
- berpartisipasi dalam permainan
Implikasi keperawatan : mengontrol lingkungan sekitar bayi sehingga kebutuhan perkembangan fisik dan psikologis bayi dapat terpenuhi.

3. Todler (1-3 tahun)
Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik
Anak usia 12-18 bulan :
- mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
- menyusun 2 atau 3 kotak
- dapat mengatakan 5-10 kata
- memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Anak usia 18-24 bulan :
- mampu naik turun tangga
- menyusun 6 kotak
- menunjuk mata dan hidungnya
- menyusun dua kata
- belajar makan sendiri
- menggambar garis di kertas atau pasir
- mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
- menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
- memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Anak usia 2-3 tahun :
- anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
- membuat jembatan dengan 3 kotak
- mampu menyusun kalimat
- mempergunakan kata-kata saya
- Bertanya
- mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
- menggambar lingkaran
- bermain dengan anak lain
- menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Implikasi keperawatan : keamanan sangat penting. Strategi untuk mencegah risiko keselamatan harus dilakukan secara seimbang agar perkembangan anak tetap optimal.
4. Pre sekolah (3-6 tahun)
Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
Anak usia 3-4 tahun:
- berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
- berjalan pada jari kaki
- belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
- menggambar garis silang
- menggambar orang (hanya kepala dan badan)
- mengenal 2 atau 3 warna
- bicara dengan baik
- bertanya bagaimana anak dilahirkan
- mendengarkan cerita-cerita
- bermain dengan anak lain
- menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
- dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
Anak usia 4-5 tahun :
- mampu melompat dan menari
- menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- dapat menghitung jari-jarinya
- mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
- minat kepada kata baru dan artinya
- memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
- membedakan besar dan kecil
- menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
Anak usia 6 tahun:
- ketangkasan meningkat
- melompat tali
- bermain sepeda
- menguraikan objek-objek dengan gambar
- mengetahui kanan dan kiri
- memperlihatkan tempertantrum
- mungkin menentang dan tidak sopan
Implikasi keperawatan : beri kesempatan untuk bermain dan berinteraksi sosial
5. Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
Anak usia 6-7 tahun :
- membaca seperti mesin
- mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
- membaca waktu untuk seperempat jam
- anak wanita bermain dengan wanita
- anak laki-laki bermain dengan laki-laki
- cemas terhadap kegagalan
- kadang malu atau sedih
- peningkatan minat pada bidang spiritual
Anak usia 8-9 tahun:
- kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
- menggunakan alat-alat seperti palu
- peralatan rumah tangga
- ketrampilan lebih individual
- ingin terlibat dalam segala sesuatu
- menyukai kelompok dan mode
- mencari teman secara aktif
Anak usia 10-12 tahun:
- pertambahan tinggi badan lambat
- pertambahan berat badan cepat
- perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
- mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
- memasak, menggergaji, mengecat
- menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
- membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
- teman sebaya dan orang tua penting
- mulai tertarik dengan lawan jenis
- sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
Implikasi keperawatan : memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby dan aktivitas sekolah. Mengakui dan mendukung prestasi anak.

6. Remaja (12-18/20 tahun)
- Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
- Mencoba nilai-nilai yang berlaku
- Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
- Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
- Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
- Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan seksual mulai terlihat
- menyesuaikan diri dengan standar kelompok
- anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang pakaian, make-up
- hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari orang tua
- Takut ditolak oleh teman sebaya
- Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang menetap.
Implikasi keperawatan: bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan koping atau strategi mengatasi konflik.
7. Dewasa muda (20-40 tahun)
- Gaya hidup personal berkembang.
- Membina hubungan dengan orang lain
- Ada komitmen dan kompetensi
- Membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
- Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat
- pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.
Implikasi keperawatan : menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
8. Dewasa menengah (40-65 tahun)
- Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak meninggalkan rumah
- anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
- dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lain
- waktu untuk bersama lebih banyak
- Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi (dangerous age).
Implikasi keperawatan: bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
9. Dewasa tua
- Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit kronik.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya, mempertahankan interaksi dengan kelompok sebayanya.
- Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan, kematian orang tercinta).
- Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.
Implikasi keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan





A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga kelestariannya. Sekarang, coba kamu bayangkan jika tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia? Mungkin populasi manusia akan punah. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Jika hewan dan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka akan mengalami kepunahan.
Psikologi Perkembangan – Masalah, Teori & Hukum Perkembangan. Sepertinya sudah lama sekali saya tidak memposting makalah yang berhubungan dengan mata kuliah Drs. Ismail Alwi yaitu Psikologi Perkembangan, di antara sekian banyak dosen yang mengajar di lokal kami hanya beliaulah yang tidak membebani lokal kami dengan tugas kelompok, artinya semua pokok bahasan yang ada dalam mata kuliah Psikologi Perkembangan tersebut, dia sampaikan sendiri. Namun untuk melengkapi saya akan coba share berbagai makalah atau artikel yang ada hubungannya dengan mata kuliah tersebut.
Pokok bahasan yang akan saya uraikan kali ini berjudul masalah, teori dan hukum perkembangan, berikut uraiannya :
MASALAH PERKEMBANGAN
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang hidup dalam keadaan :
  • Psikofisis, artinya manusia adalah makhluk yang hidup dalam kesatuan dua, secara jasmaniah dan rohaniah
  • Sosio individual, artinya manusia adalah makhluk yang hidup dalam kesatuan dua, sosial dan individual
  • Cultureligios, artinya manusia adalah makhluk yang hidup dalam kesatuan dua, dicipta (oleh Maha Pencipta) dan mencipta (kebudayaan)
Suatu perkembangan selalu melalui proses. Tapi bagaimana proses ini berlangsung ada beberapa teori yang perlu kita ketahui. Teori yang tertua adalah yang diajukan oleh seorang psokologi jerman yang bernama Johann Friedderische Herbart, teorinya disebut Teori Asosiasi. disebut demikian karena Herbart berpendapat bahwa seluruh proses perkembagan itu diatur dan dikuasai oleh kekuasaaan hukum asosiasi. Terjadinya perkembangan adalah oleh karena adanya unsur-unsur yang berasosiasi; sehingga sesuatu yang bersifat simpel (unsur yang sedikit ) makin lama makin kompleks.
Teori Gestalt (Wilhelm Wundt), para psikologi modern (dengan laboratorium psikologinya mengajukan reaksi terhadap teori Herbart). Mereka perpendapat bahwa proses perkembangan bukan berlangsung dari suatu yang simpel ke suatu yang kompleks, melainkan berlangsung dari suatu yang bersifat global (menyuluruh tetapi samar-samar) menuju semakin lama semakin jelas keadaannya , tampak bagian-bagian dari kesuluruhan itu. Jadi dari keadaan Gestalt ke struktur. Seperti halnya sepeda, (yang dapat dinaiki) adalah sesuatu Gestalt dari bagian-bagain yang masing-masing merupakan keasatuan: setir, roda, rantai, gir, dan sebagainya. Bila salah satu bagian kesatuan itu (roda misalnya) maka rusaklah Gestalt sepeda itu (tidak dapat dinaiki lagi).
Neo-Gestalt, (Kurt Lewin) menambahkan adanya proses stratifikasi dalam proses diferensiasi. Disamping adanya diferensiasi yang berlangsung terus, kelanjutan diferensiasi itupun berkembang setahap demi setahap
Teori sosialisasi (James Mark Baldwin), berpendapat bahwa proses perkembangan itu adalah proses sosialisasi dari sifat individualis. Baldwin terkenal dengan teori: Circulair Reaction. Ia berpendapat bahwa perkembangan sebagai proses sosialisasi, adalah dalam bentuk imitasi yang berlangsung denagn adaptasi dan seleksi. Adaptasi dan seleksi berlangsung atas dasar hukum efek (law of effect). Tingkah laku seseorang adalah hasil peniruan (imitasi). Kebiasaan adalah imitasi terhadap diri sendiri sedang adaptsi adalah peniruan terhadap orang lain.
Teori Freudism (sigmund Freud), teori ini dapat dimaksudkan pula sebagai teori sosialisasi, ia menyusun teorinya atas empat asas yaitu : asas biologis, asas ketidakberdayaan, asas keamanan, dan asas eksplorasis.



http://www.kainsutera.com/info-remaja/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-masa-remaja.htmlhttp://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/12/14/makalah-kependidikan-pgsd-mata-kuliah-kajian-lingkungan-peserta-didik-pertumbuhan-dan-perkembangan-remaja/







TEORI PERKEMBANGAN
Suatu sistem pengertian atau konseptualisasi yang diorganisasikan secara logis, dan diperoleh melalui jalan (pendekatan) yang sistematis, biasa disebut sebagai teori, macam-macam teori perkembangan antara lain:
a. Teori Empirisme
Tokoh utama teori ini adalah Francis Bacon (Inggris 1561-1626) dan John Locke (Inggris 1632-1704), berpandangan bahwa pada dasarnya anak lahir ke dunia; perkembangannya ditentukan oleh adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan pengajaran. Pendidikan atau pengajaran anak pasti berhasil dalam usahanya membentuk lain dari teori ini adalah :
  1. Teori Optimisme (pedagogis optimisme) dengan alasan adanya karena teori ini sangat yakin dan optimis akan keberhasilan upaya pendidikan dalam membina kepribadian anak.
  2. Teori yang berorientasi lingkungan (enviromentalisme), dinamakan demikian karena lingkungan lebih banyak menentukan terhadap corak perkembangan anak.
  3. Teori Tabularasa: karena paham ini mengibaratkan anak lahir dalam kondisi putih bersih seprti meja lilin (tabula/ table = meja; rasa = lilin).
b. Teori Nativisme
Shopenhauer (Jerman 1788-1860) mengemukakan bahwa anak lahir telah dilengkapi pembawaan bakat alami (kodrat). Dan pembawaan (nativus = pembawaan) inilah yang akan menetukan wujud kepribadian seorang anak. Istilah lain dari aliran ini disebut dengan :
  • Teori Pesimisme (Pedagogis-pesimistis), karena teori ini menolak, pesimis terhadap pengaruh luar.
  • Teori Biologisme, disebabkan menitikberatkan pada faktor biologis, faktor keturunan (genetic) dan kostitusi atau keadaan psikolofisik yang dibawa seajak lahir.
c. Teori Konvergensi
Konvergensi (converg = memusatkan pada satu titik; bertemu). Teori ini penganjur utamanya adalah Williams Stern dibantu istri setianya Clara Stern. Diungkapkan bahwa perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling menopang. Yakni faktor bakat dan faktor pengaruh lingkungan.
d. Teori Rekapitulasi
Rekapitulasi (recapitulation) berarti ulangan, yang dimaksudkan bahwa perkembangan jiwa anak adalah hasil ulangan dari perkembangan seluruh jiwa manusia. Seorang manusia akan mengalami tingkatan masa sebagai berikut :
  1. Masa berburu (meramu) sampai umur kurang lebih 8 tahun, rupa kegiatannya antara lain : menangkap binatang, bermain panah, main pistol-pistolan dan lain-lain.
  2. Masa menggembala kurang lebih 8-10 tahun, seorang anak senang memelihara binatang, ikan kambing dan lain-lain.
  3. Masa bertani kurang lebih 10-12 tahun, suka berkebun memelihara dan menanam tanaman, bunga dan lain-lain.
  4. Masa berdagang kurang lebih 12-14 tahun, gemar bermain pasar-pasaran, tukar-menukar perangko, tukar gambar dan lain-lain.
  5. Masa industri 14 tahun keatas, anak mulai mencoba berkarya sendiri, membuat mainan, membuat kandang merpati, dan lain-lain.
e. Teori Psikodinamika
Berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat sosioefektif, yakni ketegangan yang ada didalam diri seseorang itu ikut menemukan dinamikanya ditengah-tengah lingkungannya.
f. Teori Kemungkinan Berkembang
Teori ini disampaikan oleh Dr. M.J. Langeveld salah seorang ilmuan dari Belanda. Teori ini berlandaskan pada alasan-alasan :
  1. Anak adalah makhluk manusia yang hidup
  2. Waktu dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya, sehingga ia membutuhkan perlindungan
  3. Dalam perkembangan anak melakukan kegiatan yang bersifat pasif (menerima) dan aktif (eksplorasi).
g. Teori Interaksionisme
Menurut teori ini, perkembangan jiwa atau perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksudnya, perkembangan kognitif seorang anak bukan merupakan perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan interaksi budaya
HUKUM PERKEMBANGAN
Hukum-hukum perkembangan tersebut antara lain :
a. Hukum Tempo Perkembangan
Perkembangan anak ada yang cepat (tempo singkat) ada pula yang lambat. Sebagai contoh keterampilan berbicara dan berjalan
b. Hukum Irama Perkembangan
Perkembangan anak itu mengalami gelombang “pasang surut”, mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak juga mengalami kemunduran dalam suatu bidang tertentu
c. Hukum Konvergensi Perkembangan
Aliran nativisme yang dipelopori Schopen Hauer yang berpendapat bahwa “manusia adalah hasil bentukan dari pembawaanya”, sejak lahir anak membawa bakat, kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan, dan sifat bawaan tertentu.
Abad ke-19 lahir paham empirisme yang berasal dari John Locke. Ia memperkenalkan teori tabularasa yang mengatakan bahwa child born like a sheet of white paper avoid of all aharacters. Ketika anak lahir, ia diumpamakan sebagai kertas buram yang putih, belum ada ditulisi atau digoresi dengan bakat apapun .
d. Hukum Kesatuan Organ
Tiap-tiap anak terdiri dari organ-organ (anggota) tubuh, yang merupakan satu kesatuan, diantara organ-organ tersebut antara fungsi dan bentuknya, tidak dapat dipisahkan berdiri integral.
e. Hukum Hierarki Perkembangan
Perkembangan anak tidak mungkin akan mencapai suatu fase tertentu dengan cara spontan atau sekaligus, akan tetapi harus melalui tingkatan tertentu yang telah tersusun sedemikian rupa.
f. Hukum Masa Peka
Ialah suatu masa yang paling tepat untuk berkembang suatu fungsi kejiwaan atau fisik seorang anak. Istilah masa peka pertama kali ditampilkan oleh seorang ahli Biologi (biolog) dari Belanda yang bernama Prof. Dr. Hugo de Vries (1848-1935). Kemudian istilah tersebut dibawa kedalam dunia pendidikan, khususnya psikologi oleh Dr. maria Montessori (Italia,1870-7952).
g. Hukum Memperkembangan Diri
Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan diri terwujud misalnya : pada dorongan makan dan menjaga diri sendiri. Dalam perkembangan jasmani terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan bermain, dan lain-lain.
h. Hukum Rekapitulasi
1. Masa berburu dan menyamun
2. Masa menggembala
3. Masa bercocok tanam
4. Masa berdagang
FASE-FASE PERKEMBANGAN
a. Tahap Perkembangan Berdasarkan Biologis
1. Pendapat Aristoles
2. Pendapat Kretschmer
3. Pendapat Freud
1. Fase oral
2. Fase anal
3. Fase falis
4. Fase laten
5. Fase pubertas
6. Fase genital
A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Peserta Didik
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan        anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
2. Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula         menentukan.
Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.
Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan     pendidikan(sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial  anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.


http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/12/faktor-faktor-pengaruh-perkembangan.html
http://independent.academia.edu/mutele/Papers/1225389/PENGERTIAN_PERKEMBANGAN_AZAS_HUKUM_DAN_PRINSIP_PERKEMBANGAN_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_PERKEMBANGAN_DAN_PERIODISASI_PERKEMBANGAN_MANUSIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar